5 Gaya Pacaran Zaman Dulu yang Sekarang Hampir Punah
Zaman terus berubah, begitu juga dengan gaya pacaran yang ada di dalamnya. Dulu, banyak tradisi dan adat yang dijunjung tinggi saat berpacaran. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak tradisi tersebut yang mulai terkikis oleh arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Jakarta,--Tak bisa dimungkiri, kemajuan teknologi dan arus globalisasi mengubah banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam gaya pacaran. Ya, gaya pacaran generasi sekarang sudah jauh berbeda bila dibandingkan gaya pacaran zaman dulu. Beberapa gaya pacaran zaman dulu yang terbilang baik pun mulai jarang dilakukan anak muda masa kini. Lantas, apa saja gaya pacaran zaman dulu yang kini hampir punah? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Malu Bermesraan di Depan Umum
Kini banyak orang yang bermesraan tanpa kenal waktu dan tak tahu tempat yang bikin orang lain merasa risi melihatnya. Terlebih bila dilakukan di tempat umum yang terdapat banyak anak di bawah umur. Gaya pacaran ini sangat berbeda dengan zaman dulu, saat laki-laki dan perempuan cenderung merasa malu untuk melakukan kontak fisik.
2. Laki-laki Datang Menjemput ke Rumah
Sejak dulu, sudah menjadi peraturan tak tertulis bahwa laki-laki harus datang menjemput pacarnya ke rumah. Alasannya, agar orang tua perempuan tahu dengan siapa anaknya akan pergi mengingat belum adanya ponsel yang memudahkan orang tua dalam berkomunikasi dan mengetahui keberadaan anaknya. Namun kini tak sedikit orang pacaran yang justru memilih langsung bertemu di tempat kencan. Bahkan ada juga laki-laki yang hanya ingin menjemput pacarnya di depan gang rumah.
3. Pacaran Tanpa Terdistraksi Ponsel
Karena dulu belum ada ponsel secanggih sekarang, waktu pacaran pun terasa lebih berkualitas dengan mengobrol tanpa sibuk dengan gawai masing-masing. Tak ada yang perlu merasa dicuekin karena keasyikan update status, bermain game, atau membuat konten.
4. Memulai dan Mengakhiri Hubungan secara Langsung
Minimnya alat komunikasi pada zaman dulu bikin orang-orang harus 'nembak' dan memutuskan hubungan secara langsung. Pastinya dibutuhkan lebih banyak keberanian dan kesiapan mental bila dibandingkan mengatakan hal tersebut melalui chat atau telepon yang bisa dilakukan pada masa sekarang.
5. Tak Memanggil dengan Panggilan yang Berlebihan
Zaman dulu, orang-orang tetap memanggil pasangan mereka dengan nama, seperti teman biasa pada umumnya. Bila ada perbedaan usia, kebanyakan mereka memanggil kekasihnya dengan sapaan “Dik”, “Mas”, “Abang”, atau semacamnya yang tentu berbeda dengan gaya orang pacaran pada masa kini. Nah, menurut seorang profesor dan konselor berlisensi bernama Suzanne, mengutip dari Psychology Today, panggilan sayang sebenarnya bermanfaat untuk membangun hubungan yang kuat. Namun, sebaiknya panggilan sayang yang digunakan tidaklah berlebihan dan panggilan tersebut harus disukai pasangan.
Comments
Post a Comment